Selasa, 12 Agustus 2014

Cinta besar, dan ruang yang kecil

Aku terdiam.
Suara jangkrik lebih terdengar keras dibanding helaan nafasku.

Bagaimana tidak?

Aku melihat dengan jelas, jemari itu menggengam erat tanganmu, disini. Iya, di tempat pertama kali kau mendaratkan ciuman lembut mu ke kening ku.
Jemari indah itu milik teman ku, teman yang dulunya sempat ku perkenalkan padamu.

Ironi.
Aku menyaksikan secara langsung bagaimana kau  mengelus dan membelai pelan rambutnya.
Aku, iya aku. Aku yang dulunya pernah kau perlakukan sama.

Entahlah, entah seberapa lama aku menahan nafas dan menutup mulut ku saat melihat semua itu. Agar aku tak mengeluarkan suara dari tangisan ku, aku biarkan malam itu mataku yang beraksi mengeluarkan apa yang seharusnya iya keluarkan.

Tapi sayang, semua tidak berjalan seperti apa yang aku lakukan.
Tangis ku pecah, pecah sejadi-jadinya.
Mulut ku tak dapat menahan suara pekikan lagi.

Kau mencium nya!

Bagaimana bisa aku menahan semua nya saat aku tau kejadiaan itu benar-benar nyata?

Entah.

Ku genggam erat tas ku dan aku mulai beranjak.

Ya, tentu saja beranjak. Beranjak dari tempat itu, dan hidupmu. Ku persilahkan orang lain untuk menyinggahi nya.
Karna aku tau, cintaku sudah terlalu besar dan tak sepantasnya berada disana. Iya, dihatimu yang hanya mempunyai ruang kecil.
Share:

12 komentar:

  1. Percaya aja deh, kita harus disakiti dulu supaya kuat, harus diajarkan dulu biar ngerti, dan juga harus jatuh dulu biar tau indahnya bangkit. Coba deh move on, move on dengan titik. Tanpa melihat dia lagi, suatu saat kamu pasti merasakan indah nya cinta dari kasihmu, semangat terus ya nda:)

    BalasHapus
  2. Hm. Hm. Hm. Hm. Tragis. Hm. Hm. Hm. Hm.

    BalasHapus
  3. Pernah, tapi beda adegan. Tapi aga mirip, coba deh http://ageekafreak.blogspot.com/2014/08/ssst-aku-suka-kamu.html

    BalasHapus