Disimpang jalan, Logika bertemu Perasaan yang sedang menangisi kekasihnya.
"Kenapa kau menangis?" Tanya Logika.
"Kekasihku.. dia menginginkan orang lain...." jawab Perasaan sambil menangis
"Sudah berapa lama kau dengan nya?"
"Sudah 17 tahun...."
"Kau bodoh! Kalau kekasihmu menginginkan orang lain, tinggalkan saja dia!" Bentak Logika
"Apa tak kau rasakan bagaimana sakitnya pengorbanan sia-sia hanya karna dia menginginkan orang lain? Dia menginginkan nya, namun belum tentu dia mencintainya!" Jawab Perasaan tegas.
Logika pun terdiam.
Keesokan harinya, Perasaan bertemu Logika disebuah taman dan menghampirinya..
"Ada apa denganmu?" Tanya Perasaan
"Kekasihku berselingkuh..." jawab Logika
"Lalu kau memutusinya? Sudah berapa lama kau dengan nya?"
"Tentu saja! Untuk apa aku melanjutinya?! Sama denganmu, 17tahun..."
"Apa dia meminta maaf?"
"Ya, dia meminta maaf. Namun aku tak memaafkan nya"
"Lalu?"
"Kusudahi saja hubungan kami!"
"Kau cinta dengan nya?
"Tentu, namun jika dia berselingkuh, tak kan ku lanjuti hubungan kami! Karna sudah jelas-jelas dia menginginkan yang lain!" Jawab Logika dengan tegas.
Perasaan pun terdiam.......
Jika kau terjebak dikondisi yang sama, siapa yang akan kau "mainkan" untuk hal ini?
Logika, atau perasaan?
kalau memang dia selingkuh, pilih logika...ngapain juga mempertahankan, apabila orang yang kita cintai gak mempertahankannya juga
BalasHapusLogika dan perasaan, dua hal yg ga akan pernah bisa berjalan beriringan...
BalasHapusione: rasa jenuh dan menginginkan hal baru mungkin itu biasa. tapi belum tentu itu berlangsung cukup lama ._.
BalasHapusclaude: semua akan terbentur suatu saat
BalasHapuskadang harus ada yg ngalah. kalo terlalu banyak ngorbanin perasaan capek hati juga kan meski gak gampang langsung gunain logika sepenuhnya
BalasHapusnice post
mampir-mapir ke blogku ya kalo ada waktu
siregarkhairunnisa: right kak :'3 oke ^^
BalasHapusKalo gue sendiri lebih ke perasaan, kalo gue suka sama orang, logika gue jarang jalan.. haha
BalasHapusloh kok gitu? :|
Hapus