Jumat, 13 Juni 2014
Gadis kecil
Hujan semakin deras dan suara tangisan gadis itu pun menjadi terdengar sedikit samar.
"Setidak nya aku tidak akan menyusahkan orang dengan kondisi seperti ini" suara nya terisak.
Gadis kecil itu tidak berbeda dari gadis lain sebelum kejadian beberapa bulan silam. Semenjak itu, dia lebih memilih untuk tidak bertemu siapapun dan didorong oleh kondisi yang tidak memungkinkan untuk berjalan keluar dari rumahnya.
"Kurasa, akan lebih baik jika saat itu aku berakhir saja" keluhnya tiap hari, bahkan tiap waktu.
Gadis itu selalu merasa hidupnya seaakan tidak layak lagi semenjak kejadian itu. Kecelakaan itu cukup merusak fisik, mental, bahkan keseharian nya.
Bagaimana tidak, gadis yang cukup dikenal karna prestasinya menari ini harus berhenti dengan cepat dimasa tinggi nya. Dia belum banyak menikmati hasil keringat nya selama latihan. Mungkin karna ini pula dia merasa hidupnya semakin tidak berguna.
Bagaimana dengan orang tuanya? Ah, mereka terlalu hebat untuk bersandiwara didepan gadis itu. Menjalankan sebuah drama dibalik senyum dan kecupan palsu itu, mereka lakukan agar penonton; gadis kecil merasa bahwa tidak ada yang terjadi. Tapi menurutku, gadis kecil itu tidak terlalu bodoh untuk menafsirkan apa maksud dari senyum bahkan kecupan yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Dia sudah cukup pintar untuk dapat merasakan ada atau tidaknya sebuah kehangatan disisinya.
"Aku benci setiap orang yang menatap ku aneh, bahkan mereka berbisik kecil sambil menatap ku" gadis itu selalu memasang wajah marah dan memerah karna menahan emosi yang bercampur malu, bahkan juga sakit karna menemui orang yang selalu, dan terus menerus memperlakukan nya di tempat umum seperti itu.
Setiap orang, atau mungkin juga hampir semua orang yang bertemu nya tidak pernah tidak melewatkan mata untuk melihat gadis kecil itu berjalan dengan keadaan yang sedikit aneh. Bahkan, sekolah nya terhenti sementara hanya karna itu. Ya, semua karna kejadian beberapa bulan silam itu.
Setidaknya, gadis itu ingin lebih di istimewakan tanpa rasa kasihan. Selamat datang, gadis kecil. Kau dah hidupmu pernah lebih baik dari ini, tenanglah :)
Minggu, 01 Juni 2014
Tanpa alasan, batasan, balasan.
Burung kecil itu bebas melakukan apa yang dia suka.
Dia juga bebas mau terbang ke sangkar mana saja yang ingin dia singgahi.
Atau bahkan, dia membiarkan seseorang masuk ke sangkar miliknya sendiri? Silahkan saja.
Burung kecil itu berhak membenahi diri, atau bahkan memperbaiki sayapnya untuk beranjak pergi dari orang bodoh; seperti aku.
Dia berkuasa, atas sangkarnya.
Namun, biarkan aku meminta satu hal.
Beri aku sedikit ruang saja didalam sangkar kecilnya--untuk mencintai tanpa batasan, tanpa alasan, bahkan tanpa balasan.