"Berhenti!" suara gadis itu semakin terdengar jelas, dengan lantang nya ia mencoba menahan dan juga berlari mengejar laki-laki berbaju abu-abu siang itu.
Sore itu, laki-laki yang pernah aku ceritakan pada kalian semua.. datang kembali.
Entah apa yang ia bicarakan dengan gadis kecil itu, yang ku tahu jerit gadis itu semakin menjadi-jadi saat laki-laki itu meninggalkan nya di ruang tamu pada waktu itu.
Ingin hati menghampiri, namun berat langkah untuk bergerak. Aku tetap saja melihat gadis itu dari kejauhan. Air mata nya kali ini mengalir deras, mulut nya bungkam menahan jeritan.
Laki-laki itu, kekasihnya. Ahh, mungkin maksud ku dia adalah mantan kekasih gadis itu. Namun, laki-laki itu masih menetap dihati sang gadis. Aku masih tidak mengerti, mengapa begitu berat melepaskan seseorang yang bahkan tidak mempertahankan mu?
"K-kakak..... H-harusnya kakak tau, buat ngelepasin genggaman kakak aja, aku masih belum bisa.. Sekarang kenapa seakan-akan meminta aku untuk melupakan kakak seutuhnya? Berhenti memerhatikan kakak di sekolah? Dan... Ah kak. Ini terlalu berat" air mata nya tak berhenti mengalir, ucapan dengan suara parau itu semakin tak dapat di dengar setelah ia memeluk erat boneka dari laki-laki itu.
Ah, aku mengerti. Laki-laki itu akan melanjutkan sekolah nya di luar negeri, dan itu membuat gadis kecil tak dapat menerima bahwa ia akan berhenti melihat laki-laki itu walaupun dengan hitungan detik. Bagi nya, senyum laki-laki itu adalah sebuah faksin bagi dirinya. Senyum nya membuat candu, tawa nya angin yang begitu menikmatkan, dan suaranya adalah surga dari semua lagu.
Tak lama setelah hari itu, gadis kecil itu terlihat baik-baik saja. Senyum nya terlihat parau bahkan sudah sirna tergantikan senyum nya yang... ah begitu manis menurutku. Tangis nya malam itu, berubah menjadi lantunan lagu-lagu kecil yang ia nyanyikan sembari menyisiri rambutnya.
Hari ini, baju nya berwarna sangat cerah. Aku seorang pengamat setia nya, haha.. se ingatku, gadis itu tak pernah menggunakan baju secerah itu. Ada apa?
"La la la~ hari ini adalah hari terkahir ku ketemu Kakak! Aku harus terlihat rapi supaya Kakak senang melihat ku terakhir kali nya~" gadis itu semakin terlihat riang setelah melihat layar handphone nya yang ber-wallpaper kan foto si "Kakak".
Gadis itu masih melihat layar handphone nya sambil membuka beberapa social media yang ia punya...
Namun raut wajah nya berubah seketika. Tas ia pegang jatuh begitu aja.
"K-kenapa? Ini masih belum jam 2 kan?" Mukanya semakin panik dan melirik jam sekilas, lalu kembali menggerakkan tangan nya ke arah handphone nya lagi
Ia bergegas berlari, namun badan nya tertahan oleh teman nya sudah tiba di depan pintu. Teman nya memeluk erat sang gadis, lalu menangis. Dan di iringi tangisan gadis kecil itu.
"Gak mungkin kan? Enggak kan?" Tanya nya semakin histeris, dan tetap menangis.
Teman nya tetap tak menjawab dan mencoba menenangkan gadis kecil itu.
"Ayo, ke bandara" ajak teman nya tanpa berhenti merangkul gadis kecil itu..
Pecah tangis gadis itu bercampur dengan tangis orang-orang yang sudah berkumpul di bandara..
Suara resepsionis bandara semakin terdengar jelas meng-absen satu persatu penumpang pesawat.
"Gak, gak mungkin! Engga!!" Gadis itu menutup telinga sambil berjerit bahwa semua nya baik-baik saja.
Suara tangis dan suara jeritan itu berhenti seketika saat ia menatap lurus kedepan, melihat sosok laki-laki tinggi, berpostur sama, dan sangat begitu mirip dengan laki-laki yang sedari tadi ditangisinya,
"Kakak?" Ia mencoba berdiri dan berjalan menuju ke arah laki-laki yang berdiri didepan nya.
Laki-laki itu bergerak semakin jauh, namun langkah gadis kecil itu tetap tak berhenti. Hingga akhirnya resepsionis itu menyebutkan nama lengkap laki-laki itu.
"Berhenti!" suara gadis itu semakin terdengar, dengan lantang nya ia mencoba menahan dan juga berlari mengejar laki-laki berbaju abu-abu itu.
Namun langkah nya terhenti setelah resepsionis mencoba memanggil kembali melalui microphone bandara.
"Kepada keluarga dari nama-nama yang kami sebutkan tadi, harap segera berkumpul ke ruangan lantai 2 untuk melihat keadaan korban kecelakaan pesawat siang tadi. Terima kasih" Ucap resepsionis.
Lutut nya melemah, dan badan nya terhentak di lantai yang sedang ia tempati.
Ternyata, laki-laki itu menjumpai gadis kecil itu benar-benar untuk yang terakhir kali. Dan kini ia tak pernah kembali.
Sore itu, laki-laki yang pernah aku ceritakan pada kalian semua.. datang kembali.
Entah apa yang ia bicarakan dengan gadis kecil itu, yang ku tahu jerit gadis itu semakin menjadi-jadi saat laki-laki itu meninggalkan nya di ruang tamu pada waktu itu.
Ingin hati menghampiri, namun berat langkah untuk bergerak. Aku tetap saja melihat gadis itu dari kejauhan. Air mata nya kali ini mengalir deras, mulut nya bungkam menahan jeritan.
Laki-laki itu, kekasihnya. Ahh, mungkin maksud ku dia adalah mantan kekasih gadis itu. Namun, laki-laki itu masih menetap dihati sang gadis. Aku masih tidak mengerti, mengapa begitu berat melepaskan seseorang yang bahkan tidak mempertahankan mu?
"K-kakak..... H-harusnya kakak tau, buat ngelepasin genggaman kakak aja, aku masih belum bisa.. Sekarang kenapa seakan-akan meminta aku untuk melupakan kakak seutuhnya? Berhenti memerhatikan kakak di sekolah? Dan... Ah kak. Ini terlalu berat" air mata nya tak berhenti mengalir, ucapan dengan suara parau itu semakin tak dapat di dengar setelah ia memeluk erat boneka dari laki-laki itu.
Ah, aku mengerti. Laki-laki itu akan melanjutkan sekolah nya di luar negeri, dan itu membuat gadis kecil tak dapat menerima bahwa ia akan berhenti melihat laki-laki itu walaupun dengan hitungan detik. Bagi nya, senyum laki-laki itu adalah sebuah faksin bagi dirinya. Senyum nya membuat candu, tawa nya angin yang begitu menikmatkan, dan suaranya adalah surga dari semua lagu.
Tak lama setelah hari itu, gadis kecil itu terlihat baik-baik saja. Senyum nya terlihat parau bahkan sudah sirna tergantikan senyum nya yang... ah begitu manis menurutku. Tangis nya malam itu, berubah menjadi lantunan lagu-lagu kecil yang ia nyanyikan sembari menyisiri rambutnya.
Hari ini, baju nya berwarna sangat cerah. Aku seorang pengamat setia nya, haha.. se ingatku, gadis itu tak pernah menggunakan baju secerah itu. Ada apa?
"La la la~ hari ini adalah hari terkahir ku ketemu Kakak! Aku harus terlihat rapi supaya Kakak senang melihat ku terakhir kali nya~" gadis itu semakin terlihat riang setelah melihat layar handphone nya yang ber-wallpaper kan foto si "Kakak".
Gadis itu masih melihat layar handphone nya sambil membuka beberapa social media yang ia punya...
Namun raut wajah nya berubah seketika. Tas ia pegang jatuh begitu aja.
"K-kenapa? Ini masih belum jam 2 kan?" Mukanya semakin panik dan melirik jam sekilas, lalu kembali menggerakkan tangan nya ke arah handphone nya lagi
Ia bergegas berlari, namun badan nya tertahan oleh teman nya sudah tiba di depan pintu. Teman nya memeluk erat sang gadis, lalu menangis. Dan di iringi tangisan gadis kecil itu.
"Gak mungkin kan? Enggak kan?" Tanya nya semakin histeris, dan tetap menangis.
Teman nya tetap tak menjawab dan mencoba menenangkan gadis kecil itu.
"Ayo, ke bandara" ajak teman nya tanpa berhenti merangkul gadis kecil itu..
Pecah tangis gadis itu bercampur dengan tangis orang-orang yang sudah berkumpul di bandara..
Suara resepsionis bandara semakin terdengar jelas meng-absen satu persatu penumpang pesawat.
"Gak, gak mungkin! Engga!!" Gadis itu menutup telinga sambil berjerit bahwa semua nya baik-baik saja.
Suara tangis dan suara jeritan itu berhenti seketika saat ia menatap lurus kedepan, melihat sosok laki-laki tinggi, berpostur sama, dan sangat begitu mirip dengan laki-laki yang sedari tadi ditangisinya,
"Kakak?" Ia mencoba berdiri dan berjalan menuju ke arah laki-laki yang berdiri didepan nya.
Laki-laki itu bergerak semakin jauh, namun langkah gadis kecil itu tetap tak berhenti. Hingga akhirnya resepsionis itu menyebutkan nama lengkap laki-laki itu.
"Berhenti!" suara gadis itu semakin terdengar, dengan lantang nya ia mencoba menahan dan juga berlari mengejar laki-laki berbaju abu-abu itu.
Namun langkah nya terhenti setelah resepsionis mencoba memanggil kembali melalui microphone bandara.
"Kepada keluarga dari nama-nama yang kami sebutkan tadi, harap segera berkumpul ke ruangan lantai 2 untuk melihat keadaan korban kecelakaan pesawat siang tadi. Terima kasih" Ucap resepsionis.
Lutut nya melemah, dan badan nya terhentak di lantai yang sedang ia tempati.
Ternyata, laki-laki itu menjumpai gadis kecil itu benar-benar untuk yang terakhir kali. Dan kini ia tak pernah kembali.